SELAMAT ATAS TERPILIHNYA YOPPY MAIRIZON R.S SEBAGAI REPORTER KORANDIGITAL.COM DAN SELAMT ATAS PELUNCURAN PORTAL BERITA KORANDIGITAL.COM 1 JUNI MENDATANG

Rabu, 05 Mei 2010

FAKTA DI BALIK KEINDAHAN KOTA(CERPEN)

FAKTA DIBALIK KEINDAHAN KOTA
FAKTA DIBALIK KEINDAHAN KOTA
( OLEH : YOPPY MARIZON R.S )

Seperti biasanya, siang itu aku dan teman-teman ku Rifki, Roni, dan Irhas berangkat untuk makan siang di sebuah Caffe. Ayunan langkah kami bisa di ibaratkan secepat kilat, karena menahan rasa lapar.
” Setiba di caffe itu ”
Rifki pun memanggil ”pelayan!!!” dengan suara lantang. Sang pelayan pun bergegas menuju meja bernomor 12 yang kami tempati pada saat itu, ”mau pesan apa dek?” tawar sang pelayan caffe itu kepada kami.
”Mie goreng telor plezz fanta ya mas" saut ku pada sang pelayan.
” Wowwww, kita juga sama mas ! ” Pesan teman-teman ku. Sambil menunggu pesan kami datang, sekaligus sambil rasa penat bekerja, aku dan teman-teman pun saling bercengkrama. Ntah kenapa pada saat itu kami membahas mengenai pariwisata.
Kalian lihat berita gak kemaren? ” tanya Roni saat mengawali percakapan kami.
” Gosip lagiiiii ” Cemooh Irhas.
Roni pun langsung membalas cemoohan itu ” Kalo gosip, ngapain di bicarakan, gak ada untungnya.
” Truus apaan Ron ? tanyaku dengan penuh penasaran
” Ni pesanannya dek, tiba-tiba pelayan caffe datang dan membuat cerita kami tertahan, padahal pertanyaan ku belum sepat di jawab Roni.
” Ron, berita apaan sih ? tanyaku kembali pada Roni
Nantik aja jawab Roni, perut ku udah keroncongan nih ! ” sanggah Rifki pada Roni.

Aku terpaksa menahan rasa penasaranku. Kami pun menyantap makanan yang kedatangannya sudah ditunggu-tunggu.
Tiba-tiba di tengah menyantap makanan.
” Gini pie, kemaren aku lihat di benta, kalau kota kita termasuk kota pariwisata dengan potensi jual yang tinggi ” kata Roni sekaligus menjawab rasa penasaran ku.
” Itu udah pasti saja, kota kita ini mempunyai sejumlah objek wisata yang sudah terkenal hingga menca negara contohnya aja Jam Gadang, yang menjadi Iconnya Bukittinggi ” saut Irhas menambah penjelasan itu.

Dengan nada tinggi tiba-tiba Rifki menegur kami ” Heu bro, kelarin dulu makanannya, ntar baru dilanjutin lagi.

Dengan terpaksa kami pun menghentikan pembeicaraanm dan menyelesaikan makan siang kami. Selesai itupun kami langsung membayar dan meninggalkan caffe.

***

Jarak caffe dan kantorku memang agak jauh, kira-kira menghabiskan waktu 45 menit. Walaupun jauh tapi kami tidak merasa lelah. Karena di sepanjang perjalan kami di suguhi pemandangan kota.
Baru 1/3 perjalanan kamin lewati, namun tiba-tiba langkah kami terhenti.
” Ron kota kamu kota kita merupakan kota pariwisata yang memiliki nilai jual yang tinggi ” katanya balik bertanya pada Roni.
” Benar kok pie, aku ngak bohong ” Roni mempertegas pembicaraannya.

Aku pun bertanya-tanya di dalam hati. ” Apa ya ... alasannya kota ini bisa jadi kota wisata yang katanya memiliki nilai jual yang tinggi. ”

Lagi-lagi Rifki berulah lagi, tanpa kusadari ada mengejutkan ku dari belakang ” Tdaaaaaaaaaar.
AA ........Aaiiisuaraku tersentak.
” Nglamun jangan di jalan bro, ntar nyasar baru tau loo ” Cemooh Rifki.
Akupun langsung menagkis cemoohan Rifki
” Biarin, gue cuman lagi mikirin kenapa bisa kota ini menjadi kota pariwisata dengan predikat yang baik, padahal masih banyak, faktor-faktor yang kurang ”
Irhas pun bertanya balik padaku,” kurang apanya lagi Pie? , kota ini punya pasar yang mendukung, punya banyak objek wisatam fasilitas memadai.
” Apa kalian cuman memandang hal itu ? ” bertanya balik pada teman-teman ku.
Roni, Rifki dan Irhas pun berfikir terheran-heran.
” Kalo menurut ku ngak ada kurang nyalagi, Roni memberi pendapatnya.

” Kalo menurut ku, pariwisata tak sekedar ketenaran nama suatu objek, namun harus didukung dengan fasilitas yang mendukung, tapi harus dilakukan perawatan dan perwakan, ngak mungkin fasiliatas itu tetap indah dan enak dipandang mata tanpa ada perawatan jangka panjang ” Ujar ku pada teman-teman.

Ketiga teman ku menerima penjelasan itu, setelah terhenti sejenak kami pun kembali melanjutkan perjalanan menuju kantor.
Tak kami sanka sekarang kami sudah berada di suatu objek wisata yang jaraknya dekat dengan tempat kami bekerja. Saat berada disana pandangan ku teryuju pada satu titik yang tak wajar.
” Coba kalian lihat disana, ” perintahku pada teman-teman.
Mereka pun memusatkan pandangan pada titik itu ( di sensor)
” Buset, untung aja gue ngak bisa baca ” ungkap Rifki sambil tercengang.
” Betul, kalo tu bule-bule bisa baca, mau di tarok dimana nama pariwisata kita ”

Kami pun menggeleng-gelengka kepala melihat hal itu, benar-benar memalukan, dari namanya memang indah, tapi fakta yang ada masyaallah .......bisa hancur kalo masih seperti ini !!!! ????
” Teman-teman besok kan kita ngak kerja bagaimana kalau kalau kita menelusuri dan mencari fakta-fakta yang lain ” Usul Irhas.
Kamipun menetujui usulan tersebut.
” Ayo buruan , .....! Jam kerja udah mau mulai nih ”
Kata Roni mengingatkan kami.

Aku dan teman-teman pun bergegas menuju kantor untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat kami cencel untuk beristirahat.

***

Pagi Sabtu itupun datang, seperti janji ku dan teman-teman hari ini kami akan menelusuri dan mencari tau betapa jauh kerusakan pariwisata kota ini.
Sekitar jam 08.00 aku menelpon teman-teman, ternyata mereka sudah menunggu kedatangan ku di pelantaran salah satu objek wisata itu.
? Pie, kok lama banget datangnya pie ?” tanya Rifki dengan nada kesal.
” Sory, tadi ketiduran’ balas ku.
Sudah-sudah, sekarang kita mulai saja” tegus Irhas.
Kami npun memulai penelusuran mencari fakta, dimulai dari sebutan tempat berkumpul tadi, sekitar 2 menit berkeliaran disana.
”Kal ” panggil Rifki kepada Roni.
” Apa ” saut Roni.

Rifki mengajak kami ke suatu tempat yang ditutupi atap seng.
” Coba kalian lihat, ada yang aneh ngak dengan temopat ini ? ” tanya Rifki pada kami.
Aku pun terus memperhatikan tempat itu.
” Ada ki, lihat di papan itu disana tertulis kapan selesai tepat ini.
” sebenarnya mau bangun apa ya ? “ tanya Irhas.

Kami pun berusaha mencari informasi mengenai tempat misterius itu. Setelah sekian banyak narasumber yang kami tanyai, mereka menjawab kalau tempat ini adalah MCK umum yang sedang di renovasi.
Satu persatu fakta telag kami temui, kami pun berusaha mencari fakta lain. Kali ini kami memilih tempat faforit tongkrongan anak muda. Saat menuju tempat itu.
” Aduuh, benar-benar g’ enak ” kelub Irhas.
” Benar, dari jalannya aja udah semraut kayak gini ” ujar Roni sambil menggeleng-geleng.
” Sudah berapa lama ya ’gak direhap ? ” tanya ku
” Sekarang bagaimana kalo kita ke pasar bawah” Usul Fikri.

Penelusuran pun kami lanjutkan sesuai usulan Rifki, pasar bawah merupakan pasar tradisional yang ada di kota ini Cukup banyak fakta yang kami temui.
benar pie, banyak menusnya dari pada plus, mulai dari lalu lintas, tata letak pedagang, bau, becek, yang plusnya cuman disini barang yang dijual serba ada, mulai dari yang langka sampai modern. Ujar Roni.
” Sekarang sudah jelaskan ?” tanyaku pada teman-teman.
? Iya Pie, aku gak nyangka, sekilas memang tampak indah, namun k\jika di detailkan satu persatu .....mmm ” saut Irhas.

Kami pun sekarang menyadari betapa pentingnya suatu hal yang dinilai kecil itu.
Saya cuman bisa berharap, ada perhatian lebih, untuk hal ini. : kataku pada teman-teman .

Akhirnya kami pulang dengan penuh rasa sedih melihat betapa rusaknya kota ini, walaupun banyak mendapat pujian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar