SELAMAT ATAS TERPILIHNYA YOPPY MAIRIZON R.S SEBAGAI REPORTER KORANDIGITAL.COM DAN SELAMT ATAS PELUNCURAN PORTAL BERITA KORANDIGITAL.COM 1 JUNI MENDATANG

Kamis, 23 Desember 2010

IMPIAN SEKOLAH RIMBA


IMPIAN SEKOLAH RIMBA

Saat pertama aku dan teman-teman di gedung beratap biru, berdindingkan bibir tebing merah. Rindang dedaunan, gemersik gesekan, nada kerisik, mengawal kami bertunggang-tunggik mengejar kesuksesan. Di sekitar ulat berbulu halus, hamparan rumput liar dimana aku dan teman-teman mengantung impian.
Udara dingin, embun di bibir bukit itu masih belum hanjak, tapi diwaktu itu pula kami datang, sebuah harapan indah tertuang di setiap langkah kami. Di sana tempat aku dan teman-teman menuai ilmu. Berakhir kami sama-sama bermimpi….
“Jurusan apa ?” tanyaku.
“ Teknik komputer dan jaringan, hanya itu jurusan yang ku nilai pas”, jawabnya.
“ Perawakan gagah, bertubuh besar, masa memilih jurusan teknik  komputer jaringan. Bukankah ada otomotif, bangunan, dan listrik pungkasku.
“ Toh, ini minat dan kata hati, perawakan itu boleh-boleh saja, untuk apa jika tak kata hanura”, pungkasnya balik

Aku pun termenung, terpikir ucapan dari teman sejurusan ku tadi. Minat, kata hati dan hati nurani, kata-kata ringan yang mendunia. Kembali bibir ini tak mau diam, ingin rasanya berceloteh panjang dengan teman sejurusanku itu.

“ Mata mu tajam bak harimau mencari mangsa, apa yang kau lirik dari ku ?”, sindir temanku.
“ Astagfirullah, ti…….dak- tidak apa-apa, aku hanya terpelongoh memikirkanmu”.
“ Waha ha ha, tak elok kau memikirkan pria tampan macam ku “.
“ Bukan karena sampul tubuh mu yang bak burung merpati namun karena pikiran mu yang keruh dan sok bangsawan itu!”, tutur ku .
“ Jangan melempar wajah seperti itu, kau bilang aku keruh trus bagaimana dengan mu ? gila, stres, dan kurus”, cemooh teman.
Hujan kata-kata pun saling berbuah dari bibir teman ku termasuk juga aku yang tidak tinggal diam. Satu duamenitpun waktu berjalan mulut yang tadi berkicau kini mulai mereda.
“ Gini, sebenarnya ku mau bertanya padamu, tetapi ya karena ulah kamu juga”, ujarku menjelaskan permasalahan.
“ Ulah aku bagaimana ?, apa mungkin ada yang salah dengan ucapan ku ? !
“ Sudah-sudah lebih baik aku mengalah daripada harus berurusan dengan orang berkepala batu seperti kamu”, jelasku untuk berdamai.
Suasana pun semakin mereda teman berkepala batu itu berhasil ku lelehkan, kami pun saling diam diri menyekap bibir yang tadi memancing masalah.
“ Oh ya, kamu kok mau sih bersekolah di sekolah yang lekang keramaian ini?”, tiba-tiba teman ku bertanya.
“ Bagaimana pula dengan mu, kenapa memilih menggali ilmu di bibir bukit gundul ini?”, tanya ku balik
“ Nada indah yang setia meraung di sisi belakang, terapi kulit dari binatang berbulu yang kerap kali memanjakan ku, dan yang pasti benih embun di pagi hari membuat ku merasakan suasana musim salju bak di kota Shanghai”, ujar teman ku itu.
“ Jangan sok berpuitis di depan ku, jujur itu pujian yang mengekang telinga ku”.
“ Nah, tadi kamu bertanya!”, tutur teman ku.
“ Mulut mu benar-banar memuji sekolah yang ku idamankan. Tempat aku meniti rentetan perkembangan ilmu, tempat dimana aku dihadapkan pada sulitnya bersekolah, tempat aku menerima kenyataan pahit susah nya mendapatkan pendidikan, dan dimana aku dikenalkan pada dunia alam”, sahut ku.
Ada yang tinggal dari perkataan mu. Tempat dimana kita dipertemukan dengan pengajar cantik, dimana kita dipertemukan dengan teman maupun lawan, dan tempat dimana kita memancang angan menjadi bangsawan”, tambahnya.
“ Iya…….iya……..iya……., wkk, tawa canda kami dipenantian bel berbunyi.

Tak terasa celoteh panjang itu telah membawa kami ke pukul 2.00, saat dimana kami harus berpisah. Terpaksa aku dan teman-teman pun harus menutup cerita inspiratif ini. Kami pun harus pulang untuk mempersiapkan hari esok.



***
Hari-hari pun tertutup menginjak tahun dan tahun demi tahun pun berlalu tidak terasa kini tinggal di penghujung tahun ajaran baru. Tak lama lagi kami akan meninggalkan kampus beratap biru dimana kami memperoleh sekopan ilmu dan cangkulan pengalaman yang siap kami gerobakkan untuk membangun masa depan.
Di Senin pagi yang cerah itu………
“ Kalian tingkat tiga, tidak ada waktu lagi kalian untuk berleha-leha, tinggal empat bulan lagi kalian belajar dan harus dihadapkan dengan ujian-ujian!”, pesan Kepsek diamanat   upacara saat pagi itu.

Sontak kami pun ternganga mendengar amanat di pagi itu. Rasa cemas, kembali menghadapi kami, pagi cerah itu kembali cemberut. Entah karena belum siap, tak tau apa sebabnya sampai-sampai kami tak sadar pemimpin upacara telah membubarkan barisan.
“ Tidak terasa ya!!! Hanya hitungan bulan lagi kita akan UN
“ Iya………iya, baru kemarin rasanya kita MOS tapi sekarang kita harus meninggalkannya”, gunjing siswa/ siswi tingkat tiga di ruang kelas.
Cengkrama pun berlangsung lama, seakan rapat paripurna kecil-kecilan di ruang yang terbilang sederhana, dengan korsi yang lapuk dan coret moret lukisan tinta di meja. Seorang teman bertanya……..
“ Setamat dari sini mau mudik kemana?”, ujar teman sebangku ku.
“ Nganggur Study 1 tahun dulu, lalu baru kkuliah”.
“ Kerja donk!......kerja, SMK bisa !!!”
“ Lanjutin study dulu”.
“ Yang pasti merit”, tutur kami bercanda.

Namun seorang sahabat pendiam pun bicara dengan nada yang pelan.
“ Jangan lupa dengan teman-teman kelas jika sukses, saling tolong menolong, jangan lupa diri”, nasehatnya.

Kami pun terkaget, tertunduk pilu semua rasa dan asa kini bercampur di jiwa, terpikir masa depan.
“ Oke…….ok, tidak akan terlupakan gurau yang menghibur ruang hati, dan perjalanan panjang semasa bersekolah, Insyaallah itu semua akan terlaksana”, tutur ku haru.
“ No ponsel jangan digonta-ganti ya!, tambah FB, dan Email masih satu akun, biar kita saling berinformasi, “usul sang juara kelas.

Kami pun terhanyut dalam mimpi di masa datang, angan panjang pun kami perbincangkan

“ Bro, kalau sudah di ITB nanti jangan lupa kontak ke UNAND ya!”, sindir teman-teman.
“ Tambah-tambah yang di STAN hati-hati jangan jadi Akuntan yang korup, kuliah benar-benar agar bisa jadi menteri keuangan”.
“ Yang lagi di UI jangan lupa sahabat dan kampung halaman, jangan mentang-mentang di hubungan Internasional jadi lupa hubungan dengan sahabat”, tutur kawan-kawan saling sindir menyindir.
“ Nah, saya yang lagi di UPI gimana”, ujar sang kreatif kelas.
“ Tenang-tenang kan ada saya di AMIK, tinggal hubungin 08xxxxxxx kelarkan”, sahut teman berkepala batu.
“ Yang penting kita harus bangun kampung halaman dan sekolah”, sahut seorang teman.
“ Nantik jangan berduri menuju sekolah kita kasih marmer berlapis emas, sekolah akan kita manjakan bak istana, fasilitas nya kita inpor dari luar negeri”, angan sang kreatif kelas.
“ Waw, gak kebayang lagi”, sahut ku.
“ 1 siswa kita beri laptop + modem, pokoknya apa yang kita rasa perlu dan yang tidak kita dapatkan sekarang akan kita wujudkan nanti”, amin.
“ Amin…..amin…….amin, ada yang terlupa terapi dari ulat berbulu halus dijamin tidak ada lagi”, tutur ku.
“ Wha…………..ha…….ha……….ha

Kami pun tertawa di angan yang abu-abu. Mimpi indah akan kita kenang selalu, janji semasa kita berseragam putih abu-abu akan kita buktikan, biar kita belajar dengan nada gemersik, kerisik pepohonan, berdindingkan dinding tebing merah namun impian dan angan kita tinggi.
Selamat menuju kesuksesan, selamat mewujudkan impian dan cita-cita.
Selamat menggapai impian pelajar sekolah rimba ………Good luck di wahana kesuksesan



Kamis, 28 Oktober 2010

SUMPAH PEMUDA

SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI
INDONESIA MENGAKOE
BERTOEMPAH DARAH JANG
SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI
INDONESIA, MENGAKOE
BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI
INDONESIA MENGJOENJOENG
BAHASA PERSATOEAN, BAHASA
INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928
Teks Soempah Pemoeda
dibacakan pada waktu Kongres
Pemoeda yang diadakan di
Waltervreden (sekarang Jakarta)
pada tanggal 27 - 28 Oktober
1928 1928.
Panitia Kongres Pemoeda terdiri
dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito
(PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko
Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin
(Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin
(Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan
Mohammad Tjai (Jong Islamieten
Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana
(Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong
Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena
(yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed
(Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
1. Abdul Muthalib Sangadji
2. Purnama Wulan
3. Abdul Rachman
4. Raden Soeharto
5. Abu Hanifah
6. Raden Soekamso
7. Adnan Kapau Gani
8. Ramelan
9. Amir (Dienaren van Indie)
10. Saerun (Keng Po)
11. Anta Permana
12. Sahardjo
13. Anwari
14. Sarbini
15. Arnold Manonutu
16. Sarmidi Mangunsarkoro
17. Assaat
18. Sartono
19. Bahder Djohan
20. S.M. Kartosoewirjo
21. Dali
22. Setiawan
23. Darsa
24. Sigit (Indonesische
Studieclub)
25. Dien Pantouw
26. Siti Sundari
27. Djuanda
28. Sjahpuddin Latif
29. Dr.Pijper
30. Sjahrial (Adviseur voor
inlandsch Zaken)
31. Emma Puradiredja
32. Soejono Djoenoed
Poeponegoro
33. Halim
34. R.M. Djoko Marsaid
35. Hamami
36. Soekamto
37. Jo Tumbuhan
38. Soekmono
39. Joesoepadi
40. Soekowati (Volksraad)
41. Jos Masdani
42. Soemanang
43. Kadir
44. Soemarto
45. Karto Menggolo
46. Soenario (PAPI & INPO)
47. Kasman Singodimedjo
48. Soerjadi
49. Koentjoro Poerbopranoto
50. Soewadji Prawirohardjo
51. Martakusuma
52. Soewirjo
53. Masmoen Rasid
54. Soeworo
55. Mohammad Ali Hanafiah
56. Suhara
57. Mohammad Nazif
58. Sujono (Volksraad)
59. Mohammad Roem
60. Sulaeman
61. Mohammad Tabrani
62. Suwarni
63. Mohammad Tamzil
64. Tjahija
65. Muhidin (Pasundan)
66. Van der Plaas (Pemerintah
Belanda)
67. Mukarno
68. Wilopo
69. Muwardi
70. Wage Rudolf Soepratman
71. Nona Tumbel
Catatan :
Sebelum pembacaan teks
Soempah Pemoeda
diperdengarkan lagu"Indonesia
Raya"
gubahan W.R. Soepratman
dengan gesekan biolanya.
1. Teks Sumpah Pemuda
dibacakan pada tanggal 28
Oktober 1928 bertempat
di Jalan Kramat Raya
nomor 106 Jakarta Pusat
sekarang menjadi Museum
Sumpah
Pemuda, pada waktu itu
adalah milik dari seorang
Tionghoa yang bernama
Sie
Kong Liong.
2. 2. Golongan Timur Asing
Tionghoa yang turut hadir
sebagai peninjau
Kongres Pemuda pada
waktu pembacaan teks
Sumpah Pemuda ada 4
(empat) orang
yaitu :
a. Kwee Thiam Hong
b. Oey Kay Siang
c. John Lauw Tjoan Hok
d. Tjio Djien kwie
Web

Selasa, 19 Oktober 2010

Minggu, 08 Agustus 2010

Beban Itu Terus Menghimpit Mahasiswa


image
Oleh Yoppy Mairizon R.S

Menjadi sarjana merupakan impian semua orang. Ingin sukses dan bisa menggapai impian kelak. Berbagai cara pun diusahakan, ada jalur PMDK, UMB, SNMPTN dan reguler. Memang tidak mudah untuk mendapatkan posisi mahasiswa.

Tidak mendapat PMDK seleksi UMB pun menanti, syukur-syukur lulus jika tidak harus ikut seleksi yang paling ditunggu-tunggu calon mahasiswa, yaitu SNMPTN. Puluhan ribu pelajar mendaftar untuk ikut seleksi ini, dari barat hingga timur Indonesia, dari utara hingga selatan negeri ini.

Mereka bukan hanya disuruh membaca, namun harus berjuang mencapai target nilai sesuai prodi yang dipilih.

Ada yang mengeluh soalnya sulit. Itu baru soal, bukan jawaban.

Tak sia-sia ada pepatah sebagai patokan 'basakik-sakik dahulu basanang-sanang kamudian. Serasa penentuan masa depan hanya pada lembaran kertas.

Haruskah wajah pendidikan selamanya akan seperti ini?

Tapi sudahlah, yang terpenting adalah usaha, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kalau tidak kita sendiri yang mengubahnya. Yang terpenting kini adalah usaha bagaimana bisa berkuliah, untuk perubahan masa depan, inilah yang kini ada di pikiran mereka yang sedang dag, dig, dug menanti hasil seleksi.

Setiap jam, hari, dan minggu pun dilalui. Bayang-bayang berkuliah pun semakin tergambar di depan mereka seiring menanti pengumuman, penuh dengan dunia khayal. Ujian tak henti di sini, masih banyak rintangan yang akan menghadang di balik diterima atau tidak.

Calon mahasiswa yang diterima boleh saja senang. Tapi bagaimana dengan orangtua mereka?

Uang Rp10 juta, Rp14 juta atau lebih biaya yang harus ditransfer sebagai tanda memang siap menjadi mahasiswa, ada yang di UI, ITB, IPB, UNPAD, UGM, UNAND, UNSRI, USU, UNP.

Okelah, bagi mereka yang benar-benar siap dengan berapa pun itu uang yang harus dikeluarkan. Sekarang bagaimana nasib mereka yang ekonomi pas pasan? Angan-angan mengubah nasib, bisa sukses sekarang harus ditangguh karena biaya. Orangtua pun harus putar 1001 cara bagaimana mendapatkan uang untuk dikirim dalam jangka waktu 2 sampai 3 hari kedepan, dengan nominal yang super menguras saku hingga angka puluhan juta.

Kebahagiaan itu kembali ternodai. Sekian lama berharap sang buah hati bisa sukses, bisa mengubah takdir nasib, yang telah dipikul selama ini. Dari anak penggarap sawah bisa menjadi pengusaha, dari anak penjaga wc bisa jadi menteri kesehatan. Tapi kapan akan tercapai?

Tak jarang bagi orang tua yang memiliki sepetak sawah harus menggadaikannya. Uang tabungan di bawah kasur yang dimaksud untuk menunaikan ibadah hajipun harus di bongkar. Semuanya demi anak agar mendapatkan kesuksesannya. Inilah potret pendidikan di Indonesia, yang kunjung sulit diraih oleh generasi muda bangsa. []

Realitas Budaya di Mata Generasi Muda; Hilang Bentuk (?)


image
Oleh: Yoppy Mairizon RS

Kata budaya merupakan suatu kata yang sudah melekat di benak masyarakat. Untuk menyegarkan kembali ingatan mengenai budaya berikut dijelaskan bahwa budaya atau kebudayaan merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sudah menjadi tradisi. Salah satu contoh budaya yang ada di Indonesia adalah budaya Salawat Talam yang berasal dari kebudayaan Minangkabau Sumatera Barat.

Salawat Talam merupakan bentuk syukur rakyat kepada Allah, Nabi dan Rasul. Salawat Talam merupakan tradisi yang dilakukan umat Islam Minangkabau pada saat ada acara keagamaan seperti, Maulid Nabi, Isra’ Mijrad, setelah lebaran dan pada perayaan Khatam Alqran. Itu hanya sebagian kecil saja budaya yang ada di negara kita.
Jika dikaji lebih jauh, mungkin sudah tidak terhitung lagi berapa banyak kebudayaan yang ada di negara yang terdiri dari hamparan laut dan deretan ribuan pulau yang membentang luas ini. Coba bayangkan mulai dari Sabang di Provinsi Aceh hingga Merauke di Papua yang memiliki beraneka ragam budaya.
Jadi tidak heran, berkat budaya bangsa ini bisa dikenal dunia. Berkat budaya pula seorang seniman bisa kelilingi dunia. Dibalik itu, berkat budaya pula perpecahan bisa terjadi.
Sengaja kita mengulas memori yang sempat menimpa bangsa sejuta budaya ini. Sebut saja tarian anak bangsa Reog Ponorogo, yang begitu susah diciptakan oleh seniman-seniman bangsa, entah kenapa dengan mudahnya ditiru bahkan ditampilkan di negara lain tanpa seizin pemiliknya. Tentu saja sebagai anak bangsa yang mencintai kebudayaan, yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap budaya bangsa, mereka tidak tinggal diam begitu saja melihat hasil karya seniman bangsa direbut oleh bangsa lain. Walaupun alasan demi alasan yang bisa dicerna itu terus dilontarkan.
Bagaimana anak bangsa ini bisa menerima begitu saja semua perilaku Malaysia. Mereka sudah tidak bisa menahan diri melihat tidak hanya tarian, namun juga pulau, makanan khas Indonesia seperti yang dialami rakyat Sumatera Barat beberapa waktu lalu. Makanan khas dari Minangkabau pun sudah pindah ketenarannya ke tangan negara serumpun Indonesia itu. Sebut saja Rendang, Itiak Lado Mudo, Lamang dan masih banyak lagi.
Padahal Indonesia dengan Malaysia sudah menjalin hubungan baik sejak dulu. Dari segi pendidikan, banyak pelajar Malaysia yang menuntut ilmu di Indonesia, begitu juga dengan Indonesia. Dari segi SDM Indonesia selalu mengirimkan guru, TKI, bahkan insinyur ke Malaysia.
Sayangnya hubungan itu pecah karena berebut kebudayaan. Siapa yang harus disalahkan dan siapa yang mau bertanggung jawab? Yang dibutuhkan sekarang hanyalah intropeksi dan pengakuan.
Kenapa bisa kebudayaan, makanan, bahkan pulau kita berpindah tangan dan bahkan bisa lebih populer dibandingkan di negara asalnya? Dari sekian banyak cerita dari perantau negeri seberang itu, mereka berpendapat kalau hal ini bisa terjadi karena faktor internal, kesempatan itulah yang dimanfaatkan negara lain untuk meniru kebudayaan kita.
Coba bandingkan satu kebudayaan yang sama itu “Reog Ponorogo” versi Indonesia dan Reog Ponorogo versi Malaysia. Walaupun masih sama-sama Reog dan memiliki beberapa  kesamaan namun di Malaysia Reog Ponorogo dimodifikasi menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan makna dan aspek utama yang terkandung dari tarian tersebut. Sedangkan di negara kita Reog Ponorogo dulu tak ada ubahnya di masa sekarang. Dari sanalah kesempatan itu dimanfaatkan dengan baik oleh bangsa lain.
Kenapa ini bisa terjadi? Pertanyaan inilah yang akan timbul di pikiran masyarakat. Jika kita cermati, hal ini bisa terjadi bukan hanya karena modifikasi saja, tetapi kurangnya perhatian pemerintah terhadap ragam budaya dan kesenian asli negeri ini. Perhatian pemerintah hanya terpusat pada polemik perpolitikan. Kurangnya perhatian pemerintah telah membuat anak bangsa putus asa, tidak ada yang memberikan dorongan dan perhatian untuk mereka.
Jika dipikir memperjuangkan kebudayaan tidak harus selalu diawali pemerintah dengan demikian kita tidak bisa menyalahkan semua ini ke tangan pemerintah. Yang harus kita jaga adalah kekompakan anak bangsa untuk memperjuangkan budaya bangsa. Kita harus ketahui juga apa yang sudah kita lakukan untuk mempertahankan itu budaya itu? Apakah kita sadar akan keberadaan budaya kita? Dari sinilah sebenarnya terjadi persoalan besar itu. Kemajuan jamanlah yang telah merobah bangsa ini, membuat seakan anak bangsa lupa akan budayanya, tradisi, kebudayaan nenek moyang sudah hilang di makan zaman.
Ini nyata, bukan hanya sekedar omongan dan perbandingan belaka. Di mata anak Indonesia di zaman serba modern ini kebudayaan dan kesenian anak daerah hanya tinggal kopian CD di ruang museum. Tidak banyak anak-anak sekarang peduli akan kebudayaan.
Yang lebih ironis lagi sekaligus bukti penguat bahwa anak bangsa telah lupa akan adat istiadat dan kebudayaan. Kita ambil contoh yang ada di sekitar kita atau bahkan hal ini pernah terjadi pada diri kita.
“Ketika di salah satu stasiun TV menayangkan program-program kesenian, sejarah Indonesia, disaat itu juga anak-anak bangsa lebih memilih chanel TV yang menyajikan perfilman, yang kebanyakan membawa dampak negatif. Entah apa yang sebenarnya terpikir oleh kita, sehingga harus menonton siaran yang hanya khayalan dan tipu daya semata.
Tidak hanya muda mudi, tapi orang tua pun juga ikut-ikutan. Inilah salah satu pemicu telah mengedornya tradisi berbudaya.
Budaya, kesenian atau apalah namanya, di jaman era modern, jika diulas mengenai realita budaya di mata anak, tentu saja timbul begitu banyak jawaban yang terlontar. Dari sekian banyak jawaban yang itu ada tiga jawaban yang saling bertolak belakang.
Generasi hari ini hanya sekedar mengetahui maksud dari budaya, tapi sayangnya mereka tidak mengetahui apa yang sebenarnya sedang menimpa budaya bangsa ini. Mereka hanya mau menerima apa yang telah ada tanpa melakukan suatu terobosan-terobosan baru untuk meningkatkan budaya yang telah ada itu. Hanya tinggal mengembangkan mereka yang tidak mampu, apalagi jika ada harapan untuk menghasilkan yang baru.
Memang, jaman dan modernisasi telah membuat anak bangsa lupa akan budaya bangsa mereka. Tak salah jika pepatah mengatakan, bagai kacang lupa kulitnya. Anak bangsa sudah tidak tahu lagi akan budaya bangsanya. Mereka lupa akan masa lampau. Mereka tidak menyadari adanya kemajuan jaman juga berkat kebudayaan. Kebudayaan anak bangsa sekarang sangat berbanding terbalik dengan kebudayaan yang dahulunya kita kenal.
Jika dulu kebudayaan itu merupakan tradisi dan adat istiadat, tapi sekarang walaupun sama - sama tradisi, namun tradisi yang berkembang sekarang adalah tradisi kehancuran, tradisi yang merusak pundi-pundi masa depan bangsa.
Namun demikian, disaat sebagian anak bangsa lupa akan budaya, namun masih ada anak bangsa lainnya yang mencintai budaya mereka. Berbagai upaya mereka lakukan demi mencapai sebuah target, membangkitkan semangat berbudaya. Mereka aktif dalam forum seni, giat mensosialisasikan sanggar seni di sekolah-sekolah. Tidak hanya sekedar sosialisasi, putra-putri berjiwa seni itu pun mampu membuktikan pada anak Indonesia, kalau mereka bisa bersaing membawa kebudayaan Indonesia di kancah internasional.
Anak Indonesia bukanlah pemalas, anak Indonesia bukanlah budak. Tapi anak Indonesia adalah anak yang inovatif, kreatif dan unggul. Majulah dan jayalah anak Indonesia, mari kita satukan langkah dan bulatkan tekad demi Indonesia tanah pertiwi. Kita harus buktikan pada dunia kalau polemik perpolitikan, tidak akan melemahkan semangat untuk maju. []

Profil Redaksi: Yoppy Mairizon R.S, Jurnalis Paling Muda di KD

Profil Redaksi: Yoppy Mairizon R.S, Jurnalis Paling Muda di KD

image
Padangpanjang (www.korandigital.com) – Dia jurnalis termuda di korandigital.com. Usianya masih 17 tahun. Tapi semangatnya untuk jadi wartawan cukup tinggi.

Putra Bukittinggi kelahiran Agam 30 Mai 1993 ini, sejak kecil hidup dalam keluarga sederhana. Ayahnya petani sementara sang ibu pedagang. Dia dikenal juga sebagai anak pemalu, tapi yang pasti tidak ‘malu-maluin’.

Anak ke dua dari lima orang bersaudara ini, tercatat di sebuah sekolah SMK Negeri di Kabupaten Agam. Sejumlah prestasi pernah ditorehkannya, sejak TK, SD, dan SMP. Namanya juga masuk dalam nominasi 37 besar Pemimpin Muda Indonesia yang beberapa waktu lalu diadakan oleh LPA dan UNICEF.

Namanya masuk dalam ajang bergengsi itu bukan tanpa alasan. Itu dikarenakan niat dan tekadnya untuk menegakkan hak-hak-anak yang kini tak dipedulikan lagi oleh banyak orang terutama daerah perdesaan. Dan juga cara dia memberikan semangat dan motivasi untuk anak Indonesia melalui karya tulisnya. Tidak hanya itu, dia juga pernah mengikuti berbagai perlombaan karya tulis, dan aktif di forum Lingkar Pena Sumatera Barat.

Sejak dipercaya menjadi wartawan korandigital.com untuk wilayah Bukittinggi dan Agam Timur, semangatnya tumbuh. Jiwa mudanya bangkit untuk menjadi penulis profesional kelak. Pemimpin Redaksi korandigital.com Muhammad Subhan terus membimbingnya, meski kerap kali Yoppy sering melakukan kesalahan berulang. Kesalahannya tidak terlalu besar tapi cukup fatal, yaitu ketidakrapiannya dalam menulis berita, penempatan alinea dan penulisan tanda baca. Padahal, dengan semangatnya itu ia bisa menjadi wartawan hebat kelak.

Tak apa Yoppy, jangan patah semangat. Teruslah berkarya. Tulisan-tulisanmu dibaca banyak orang, tidak hanya di Bukittinggi-Agam, tapi juga di Sumatera Barat, Indonesia bahkan dunia.

Sepanjang 2004-2010, Tokoh Pemimpin Muda Indonesia Didominasi Pemuda Minang

image
Bukittinggi (www.korandigital.com) - Walau musibah datang silih berganti seperti gempa bumi, tanah longsor dan galodo, tapi itu tidak membuat masyarakat sumatra Barat patah semangat. Mereka berusaha bangkit dari bencana.

Ini dibuktikan dengan terpilihnya putra minang dalan seleksi pemimpin muda Indonensia yang diadakan Lembaga Perlindungan Anak dan UNICEF. Menurut data yang dihimpun korandigital.com sepanjang 2004 hingga 2010, empat orang putra terbaik Sumbar dianugrahi gelar sebagai Pemimpin Muda Indonesia.

Di tahun 2005, Ady Juanda (SMA Negeri 10 Padang) diberi mandat sebagai Pemimpin Muda Indonesia. Setahun setelah itu, 2006, putra asal Bukittinggi Andra Septian, yang belakangan diketahui tinggal di Pasia Bukittinggi, yang merupakan alumni SMA Negeri 3 Bukittinggi tahun 2010, juga dianugerahi gelar yang sama.

Ditahun 2008, M. Iman Usman (alumni SMA Negeri 1 Padang) merupakan Duta Muda Asean, juga diberi penghargaan sebagai Pemimpin Muda Indonesia.

Data di LPA Pusat, di tahun 2010 ini seorang putra Sumbar Mulyadi yang berasal dari Kota Galamai Payakumbuh juga mendapat kepercayaan untuk menjadi Pemimpin Muda Indonesia 2010. Sebelumnya Defrisal Pesisir Selatan yang direkomendasi oleh Bupati Pessel harus tersisih di 10 besar.

Sementara Wakil dari Kabupaten Agam Yoppy Mairizon R.S yang direkomendasi LPA Sumbar dari SMKN 1 Tilatang Kamang dan perwakilan pelajar hanya mampu berada di posisi 37.

“Hanya sedikit kekurangannya. Pemimpin Muda Indonesia dipilih dari seluruh pelosok nusantara,” ujar Babay Jastantri, salah seorang tim penyeleksi yang dihubungi beberapa waktu lalu.

Berikut sejumlah nama Pemimpin Muda Indonesia dari tahun ketahun:

Tahun 2004:

Esti Maryanti Ipaenim (Ambon)
Syarifah Amelia (Bangka Belitung)
Teguh Raharjo (Yogyakarta)

Tahun 2005:

Bella Diniyah Putri (Lampung)
Ady Juanda (Padang)
Asti Utami (Yogyakarta)

Tahun 2006:

Chrisna Widyawati (Yogyakarta)
Andra Septian (Bukittinggi)
Trustia Rizqandaru (Bandung)

Tahun 2007:

Kadek Ridoi Rahayu (Bali)
Asep Ramdhani (Bandung)
Joko Sukamto (Boyolali)

Tahun 2008:

M. Iman Usman (Padang)
Patricia Miranda Wattimena (Ambon)
Suci Lestari (Aceh)

Tahun 2009:

Andi Fardian (NTB)
I Gede Wahyu Adi Raditya (Bali)
Aan Fajar Lestari (Yogyakarta)

Jumat, 23 Juli 2010

SELAMAT HARI ANAK NASIONAL*### HAN 2010 ###*

Di hari ini seharusnya tdk ada tangis derita,kekerasan lagi utk anak.

ANAK SEHARUSNYA
MERASAKAN KEbebasan dari belenggu yang setiap kali menghadang MEREKA,

MEREKA butuh keadilan
bkn ketertindasan

Pemerintah memang sudah memanage bagaimana hal hal tersebut bisa optimal JAUH JAUH HARI.
TAPI NTAH KNAPA HARI INI
TETESAN AIR MATA ITU MASIH MENGALIR DARI mereka anak indonesia,

cnth nya saja
pendidikan mereka terlantar karna biaya.akan kah selamanya masadepan benih2 pemimpin yang cerdas ini harus di taklukkan dengan biaya..

masadepan mereka terampas karna cacat akibat ledakan yang marak di britakan.

ini hadiah pemerintah utk kami anak negri .hadiah 'kekecewaan '
Terimakasih pemerintah.hadiah ini akan menjadi lecutan
utk kami.

Selasa, 20 Juli 2010

yoppy:beban itu semakin menghimpit calon mahasiswa

Menjadi sarjana merupakan impian semua orang.Ingin sukses dan bisa menggapai impian kelak. Berbagai carapun di usahakan ada PMDK,UMB,SNMPTN dan reguler.Memang tidak mudah untuk mendapatkan posisi mahasiswa. Tidak mendapat PMDK seleksi UMB pun menanti,syukur-syukur lulus jika tidak harus ikut seleksi yang paling di tunggu tunggu calon mahasiswa. SNMPTN,puluhan ribu petajar mendaftar untuk ikut seleksi ini,dari barat hingga timur indonesia,dasi utara hingga selatan negri ini. Mereka bukan hanya di suruh membaca,namun harus berjuang mencapai target nilai sesuai prodi yang di pilih. Ada yang mengeluh soalnya sulit,'itu baru soal,bukan jawaban'. Tak sia-sia ada pepatah sebagai patokan 'basakik sakik dahulu basanang sanang kamudian.Serasa penentuan masadepan hanya pada lembaran kertas. Haruskah wajah pendidikan selamanya akan seperti ini? Tapi sudahlah yang terpenting adalah usaha,'allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum,kalau tidak kau itu sendiri yang mengubahnya. Yang terpenting kini adalah usaha bagaimana bisa berkuliah,untuk perubahan masadepan,ini lah yang kini ada di pikiran mereka yang sedang dag...dig..dug menanti hasil seleksi. Setiap jam,hari dan minggu pun dilalui.Bayang bayang berkuliah pun semakin tergambar di depan mereka seiring menanti pengumuman,penuh dengan dunia khayal.Ujian tak henti di sini,masih banyak rintangan yang akan menghadang di balik DITERIMA/TIDAK. Calon mahasiswa yang diterima boleh saja senang.Tapi bagaimana dengan orang tua mereka?10 jt,14 jt atau lebih biaya yang harus ditransfes sebagai tanda memang siap menjadi mahasiswa ada yang di UI,ITB,IPB,UNPAD,UGM,UNAND,UNSRI,USU,UNP. Oke lah,bagi mereka yang benar benar siap dengan berapa pun itu uang yang harus di keluarkan.Sekarang bagaimana nasib mereka yang ekonomì pas pasan.'angan angan mengubah nasib,bisa sukses' sekarang harus di tangguh biaya.Orang tua pun harus putar 1001 cara bagaimana uang yang akan di kirimdalam jangka waktu 2 sampai 3 hari kedepan,dengan nominal yang super menguras saku hingga angka puluhan juta.Kebahagiaan itu kembali ternodai.Sekian lama berharap sang buah hati bisa sukse,bisa mengubah takdir nasib,yang telah di pikul selama ini. Dari anak penggarap sawah bisa menjadi pengusaha, dari anak penjaga wc bisa jadi mentri kesehatan.TAPI KAPAN AKAN TERCAPAI?Tak jarang bagi osang tua yang memiliki sepetak sawah harus menggadaikannya.uang tabungan dibawah kasur yang di maksud untuk menunaikan ibadah hajipun harus di bongkar

Senin, 14 Juni 2010

KARYA TULISKU DAN PERJUANGAN UNTUK ANAK INDONESIA


Kekerasan,terlantar,dan tertindas.itu hanya sebagian kecil dari keluhan anak indonesia.tapi itu sema sangat menyakitkan,bukan hanya bagi korbannya,tapi semua anak merasakan betapa sakitnya dan betapa menderitanya,
       Semua ini bisa terjadi tentunya sda sebab,
        ekonomi adalah 1 dari sekian banyak penyebabnya,kerasnya kehidupan membuat orang tua rela membuang bahkan membunuh anaknya,sulitnya mencari nafkah menyebabkan anak -anak harus putus sekolah dan akhirnya terlantar,,,dan di antara mereka yang terlantar ada yang di perbudak,di suruh jadi ini dan itu.

      INI BUKAN HARAPAN KAMI SEBAGAI SEORANG ANAK,TAPI KAMI TAHU INI ADALAH RESIKO

Kesedihan selalu hinggap di diriku jika selalu membayang an hal itu,pikiran ku nselalu kuputar "Bagai mana caranya menolong teman teman ku yang mengalami nasip buruk itu,Apa yang harus aku lakukan????

aku........
aku........
aku........


keahlian ynag aku punya mungkin tak bisa menolong mereka

bagai mana........?

trus ku cari terobosan2,



aku yang hanyan seorang penulis junior,aku yang hanya seorang anak desa,hidup dari  upah tani,rasanya takmungkin bisa menolong mereka......

telah panjang waktu yang ku lalui,telah banyak kenalan yang ku hubungu...dan......alham dulilllah aku bisa mennyampaikan keluhan yang aku alami kepada orang yang bisa di bilang ber pengalam an dalam bidang anak.

k"k crishna .....ya  dia adalah kenalan ku dari jogjakarta,dia merupakan penerima penghargaan Pemimpin Muda Indonesia 2006...ketika itu ku ceritakan semua keluhan yang ku alami,dan kak crishna memberikan penyegaran2 kepada ku....

mmmmm ketika di akhir percakapan itu.kak crisna bilang kalau piu punya niat untuk itu pi bisa ikut seleksi PMI ,apalagi pi punya bakat tulis,itu merupakan peluang besar untuk perubahan besar untuk niat tulus pi,,,,

tanpa harus pikir panjang aku pun segera melenkapi persyaratan yang di beritahu kak crishna


terpilih atau tidak hanya allah yang tahu terpenting aku telah berusaha,,,,,,
aku akan tetap pertahankan niat ku ini bagai mana pun caranya

Rabu, 26 Mei 2010

            JADILAH KEBANGGAAN KELUARGA

Minggu, 23 Mei 2010





SELMAT DAN SUKSES

                  ATAS
TERPILIHNYA ADINDA KU

YOPPY MAIRIZON R.S
SEBAGAI REPORTER KoranDigital.com

                

Jumat, 14 Mei 2010

SUKSES BISNISNYA OK

TANGGAPAN VOTING(apa pendapat anda mengenai karya tulis yoppy?)

TERIMAKASIH ATAS MASUKANNYA,INSYAALLAH AKAN SAYA COBA UNTUK MEMILIH JUDUL KARYA TULIS YANG SESUAI DENGAN REMAJA MASAKINI.

Kamis, 06 Mei 2010

SAATNYA BERKARYA DEMI MASA DEPAN (KISAH PRIBADI)

Kata inilah yang selalu mampir di pikiran saya,INI berawal pada peristiwa ketika aku  duduk di jenjang madrasah tsnawiyah.saat itu saya selau di anggap remeh oleh teman-teman,saya juga tak mengetahui pasti apa penyebabnya.
jika di pandang saya ini anak bodoh????tidak juga malahan saya mampu bertahan di tingkatk 8 beser dri 30 lebih siswa(di kelas),,,,
kalau mereka berpendapat saya ini kolot"""""""" itu memeng benar tpi tidak terlalu kolot juga,,,knapa juga harus memekai /bergaya berlebihan,,,kta kesekolah kan cman menuntut ilmu,dan belajar kreatiff.belum tentujuga orang yang banyak gaya bsa unggul dlam segi pendidikan..
 *************************************************************************************
mulai hari itu saya terus mencari tahu apa sih yang membuat mereka menjauh,,,,,,tak hanya saya namun ada jga tman2 lain yang mendapatkan mala petaka seperti yang saya alami...
yang lebih memilukan tak hanya teman2 yang berlaku seperti itu..pilih kasih seorangguru lebih menyayat kesedihan saya..."kita sama2 menuntut ilmu,kita sama-sama butuh akan ilmu yang engkau ajarkan..tapi kenapa kamai harus di beda2kan,apa karna mreka kaya???,apakah karna mereka lebih smart..
*************************************************************************************
dri pristiwa itulah yang memmotifasi saya untuk bsa lebih dari mereka yang di beri kasih sayang yang lebi...bukan bermaksud dendam,,
hari demi hari telah saya lewati begitu juga bulan demi bulan,,,tan pa spengetahuan siapapun sya berusaha mencri jalan keluar untuk bsa mencapai target itu.....
bertahun2 ku mencri ....
dan kini bakat terpendamlah yang telah membawa saya berangsur angsur menuju kesuksesan...
usaha keras ku telah terobati

3 job skarang ku jalanini
crita dikit ya!!!!!!
1.bakat terpendam yang membangkitkan semangat ku.."menulis"
berkat tulisan demi tulisan dri tinta penaku..sedikit demi sedikit pun uang telah terkumpul olehnya...kejuaraan dmi kejuaraan telah ku lewati walau sempat down
2.selain itu di usia dini ku mencoba ikut bisnis D'bc network.(baru ku jalani)
berawal dri knalan di bandung,,seorang k'k mengajak ku untuk bergabung di bisnis itu,,,bukan tergiur dengan uang yg di dapat,,tapi karna ingin sukses di usia dini,yg membuat saya bergabung dengn bisnis itu,,,
3.teknik dan ilmu komputer memberikan peluang job tersendiri bagiku...

bersambungggggg.....................

Rabu, 05 Mei 2010

FAKTA DI BALIK KEINDAHAN KOTA(CERPEN)

FAKTA DIBALIK KEINDAHAN KOTA
FAKTA DIBALIK KEINDAHAN KOTA
( OLEH : YOPPY MARIZON R.S )

Seperti biasanya, siang itu aku dan teman-teman ku Rifki, Roni, dan Irhas berangkat untuk makan siang di sebuah Caffe. Ayunan langkah kami bisa di ibaratkan secepat kilat, karena menahan rasa lapar.
” Setiba di caffe itu ”
Rifki pun memanggil ”pelayan!!!” dengan suara lantang. Sang pelayan pun bergegas menuju meja bernomor 12 yang kami tempati pada saat itu, ”mau pesan apa dek?” tawar sang pelayan caffe itu kepada kami.
”Mie goreng telor plezz fanta ya mas" saut ku pada sang pelayan.
” Wowwww, kita juga sama mas ! ” Pesan teman-teman ku. Sambil menunggu pesan kami datang, sekaligus sambil rasa penat bekerja, aku dan teman-teman pun saling bercengkrama. Ntah kenapa pada saat itu kami membahas mengenai pariwisata.
Kalian lihat berita gak kemaren? ” tanya Roni saat mengawali percakapan kami.
” Gosip lagiiiii ” Cemooh Irhas.
Roni pun langsung membalas cemoohan itu ” Kalo gosip, ngapain di bicarakan, gak ada untungnya.
” Truus apaan Ron ? tanyaku dengan penuh penasaran
” Ni pesanannya dek, tiba-tiba pelayan caffe datang dan membuat cerita kami tertahan, padahal pertanyaan ku belum sepat di jawab Roni.
” Ron, berita apaan sih ? tanyaku kembali pada Roni
Nantik aja jawab Roni, perut ku udah keroncongan nih ! ” sanggah Rifki pada Roni.

Aku terpaksa menahan rasa penasaranku. Kami pun menyantap makanan yang kedatangannya sudah ditunggu-tunggu.
Tiba-tiba di tengah menyantap makanan.
” Gini pie, kemaren aku lihat di benta, kalau kota kita termasuk kota pariwisata dengan potensi jual yang tinggi ” kata Roni sekaligus menjawab rasa penasaran ku.
” Itu udah pasti saja, kota kita ini mempunyai sejumlah objek wisata yang sudah terkenal hingga menca negara contohnya aja Jam Gadang, yang menjadi Iconnya Bukittinggi ” saut Irhas menambah penjelasan itu.

Dengan nada tinggi tiba-tiba Rifki menegur kami ” Heu bro, kelarin dulu makanannya, ntar baru dilanjutin lagi.

Dengan terpaksa kami pun menghentikan pembeicaraanm dan menyelesaikan makan siang kami. Selesai itupun kami langsung membayar dan meninggalkan caffe.

***

Jarak caffe dan kantorku memang agak jauh, kira-kira menghabiskan waktu 45 menit. Walaupun jauh tapi kami tidak merasa lelah. Karena di sepanjang perjalan kami di suguhi pemandangan kota.
Baru 1/3 perjalanan kamin lewati, namun tiba-tiba langkah kami terhenti.
” Ron kota kamu kota kita merupakan kota pariwisata yang memiliki nilai jual yang tinggi ” katanya balik bertanya pada Roni.
” Benar kok pie, aku ngak bohong ” Roni mempertegas pembicaraannya.

Aku pun bertanya-tanya di dalam hati. ” Apa ya ... alasannya kota ini bisa jadi kota wisata yang katanya memiliki nilai jual yang tinggi. ”

Lagi-lagi Rifki berulah lagi, tanpa kusadari ada mengejutkan ku dari belakang ” Tdaaaaaaaaaar.
AA ........Aaiiisuaraku tersentak.
” Nglamun jangan di jalan bro, ntar nyasar baru tau loo ” Cemooh Rifki.
Akupun langsung menagkis cemoohan Rifki
” Biarin, gue cuman lagi mikirin kenapa bisa kota ini menjadi kota pariwisata dengan predikat yang baik, padahal masih banyak, faktor-faktor yang kurang ”
Irhas pun bertanya balik padaku,” kurang apanya lagi Pie? , kota ini punya pasar yang mendukung, punya banyak objek wisatam fasilitas memadai.
” Apa kalian cuman memandang hal itu ? ” bertanya balik pada teman-teman ku.
Roni, Rifki dan Irhas pun berfikir terheran-heran.
” Kalo menurut ku ngak ada kurang nyalagi, Roni memberi pendapatnya.

” Kalo menurut ku, pariwisata tak sekedar ketenaran nama suatu objek, namun harus didukung dengan fasilitas yang mendukung, tapi harus dilakukan perawatan dan perwakan, ngak mungkin fasiliatas itu tetap indah dan enak dipandang mata tanpa ada perawatan jangka panjang ” Ujar ku pada teman-teman.

Ketiga teman ku menerima penjelasan itu, setelah terhenti sejenak kami pun kembali melanjutkan perjalanan menuju kantor.
Tak kami sanka sekarang kami sudah berada di suatu objek wisata yang jaraknya dekat dengan tempat kami bekerja. Saat berada disana pandangan ku teryuju pada satu titik yang tak wajar.
” Coba kalian lihat disana, ” perintahku pada teman-teman.
Mereka pun memusatkan pandangan pada titik itu ( di sensor)
” Buset, untung aja gue ngak bisa baca ” ungkap Rifki sambil tercengang.
” Betul, kalo tu bule-bule bisa baca, mau di tarok dimana nama pariwisata kita ”

Kami pun menggeleng-gelengka kepala melihat hal itu, benar-benar memalukan, dari namanya memang indah, tapi fakta yang ada masyaallah .......bisa hancur kalo masih seperti ini !!!! ????
” Teman-teman besok kan kita ngak kerja bagaimana kalau kalau kita menelusuri dan mencari fakta-fakta yang lain ” Usul Irhas.
Kamipun menetujui usulan tersebut.
” Ayo buruan , .....! Jam kerja udah mau mulai nih ”
Kata Roni mengingatkan kami.

Aku dan teman-teman pun bergegas menuju kantor untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat kami cencel untuk beristirahat.

***

Pagi Sabtu itupun datang, seperti janji ku dan teman-teman hari ini kami akan menelusuri dan mencari tau betapa jauh kerusakan pariwisata kota ini.
Sekitar jam 08.00 aku menelpon teman-teman, ternyata mereka sudah menunggu kedatangan ku di pelantaran salah satu objek wisata itu.
? Pie, kok lama banget datangnya pie ?” tanya Rifki dengan nada kesal.
” Sory, tadi ketiduran’ balas ku.
Sudah-sudah, sekarang kita mulai saja” tegus Irhas.
Kami npun memulai penelusuran mencari fakta, dimulai dari sebutan tempat berkumpul tadi, sekitar 2 menit berkeliaran disana.
”Kal ” panggil Rifki kepada Roni.
” Apa ” saut Roni.

Rifki mengajak kami ke suatu tempat yang ditutupi atap seng.
” Coba kalian lihat, ada yang aneh ngak dengan temopat ini ? ” tanya Rifki pada kami.
Aku pun terus memperhatikan tempat itu.
” Ada ki, lihat di papan itu disana tertulis kapan selesai tepat ini.
” sebenarnya mau bangun apa ya ? “ tanya Irhas.

Kami pun berusaha mencari informasi mengenai tempat misterius itu. Setelah sekian banyak narasumber yang kami tanyai, mereka menjawab kalau tempat ini adalah MCK umum yang sedang di renovasi.
Satu persatu fakta telag kami temui, kami pun berusaha mencari fakta lain. Kali ini kami memilih tempat faforit tongkrongan anak muda. Saat menuju tempat itu.
” Aduuh, benar-benar g’ enak ” kelub Irhas.
” Benar, dari jalannya aja udah semraut kayak gini ” ujar Roni sambil menggeleng-geleng.
” Sudah berapa lama ya ’gak direhap ? ” tanya ku
” Sekarang bagaimana kalo kita ke pasar bawah” Usul Fikri.

Penelusuran pun kami lanjutkan sesuai usulan Rifki, pasar bawah merupakan pasar tradisional yang ada di kota ini Cukup banyak fakta yang kami temui.
benar pie, banyak menusnya dari pada plus, mulai dari lalu lintas, tata letak pedagang, bau, becek, yang plusnya cuman disini barang yang dijual serba ada, mulai dari yang langka sampai modern. Ujar Roni.
” Sekarang sudah jelaskan ?” tanyaku pada teman-teman.
? Iya Pie, aku gak nyangka, sekilas memang tampak indah, namun k\jika di detailkan satu persatu .....mmm ” saut Irhas.

Kami pun sekarang menyadari betapa pentingnya suatu hal yang dinilai kecil itu.
Saya cuman bisa berharap, ada perhatian lebih, untuk hal ini. : kataku pada teman-teman .

Akhirnya kami pulang dengan penuh rasa sedih melihat betapa rusaknya kota ini, walaupun banyak mendapat pujian.

PENGORBANAN(PUISI)

FAKTA DIBALIK KEINDAHAN KOTA
Pengorbanan


Siang -malam
Pagi- petang
Senang -sedih
Sukses- pengangguran 

Tlah ku jelajahi gedung-gedung tinggi itu
Tlah ku kirimkan lembaran demi lembaran lamaranitu
Tak ku hiraukan rasa lelah yang menghinggapi tubuh ku
Aku hanya ingin .....
Ingin mengubah semua itu
Aku .... yang tumbuh dari keluarga petani
Ku yang dulu hanya anak seorang kuli
Tapi aku sadar
Betapa besar jering payah ibu bapak ku
Mereka rela bertujuan dan berpanas
Hanya demi perubahan untuk ku



Bukik Kaliariak Tilatang Kamang Agam
12 Oktober 2009
Yoppy Marizon RS.


Jumat, 23 April 2010

UCAPAN TERIMAKASIH KU

SEBELUM saya memulai menerbitkan satu persatu karya tulis saya {puisi,cerpen,dongeng,beberapa buku yang merupakan pengembangan,dll,izinkan saya memanjatkan Puji syukur kepada tuhan yang maha esa,dengan izinNYA lah sehingga saya bisa berkarya.
dan
tak lupa ucapan terimakasih saya kepada oarang orang yang berperan penting dan telah mensuport saya.
TERIMAKASIH KEPADA :

1.Bapak JONRES MARIANTO selaku {PIMPINAN REDAKSI HARIAN UMUM RAKYAT SUMBAR UTARA}

2.Bang OLOAN LUBIS {WARTAWAN DAN ANGGOTA PELIPUT X-PRESI PADANG EKSPRES)Maaf ya bang kalau pi sudah membuat bang kesal,setiap chat pi selalu bertanya2 tanpa bosan.

3.Kak CHINTYA selaku{WARATAWAN PADANG INTERMEDIA PERS}utk kakak ku,makasih ya sudah membimbing pi.

4.Mbak VERONICA selaku{MEMEBER D'bc NETWORK BANDUNG}

5.LYVIA RAHMADANI selaku {MEMBER D'bc NETWORK JAKARTA}

6.UDA UNI  WARATAWAN PT.PADANG INTERMEDIA PERS(YANG SEMPAT SAYA TANYA2,MOHON MAAF YA!!!)

7.LENY HERLINDA {PEMBIMBING BAHASA INGGRIS}thx buk guru,solusi,motivasi mu tlah membakar semangat ku untuk bangkit dari keterpurukan...

8.PAK ERIANDI

9.Pak MUHAMMAD SUBHAN { RUMAH PUISI }

10. Keluarga dan rekan rekan yang tidak bisa saya swebutkan satu persatu

MAKASIH UNTUK SEMUANYA

SAATNYA BERKARYA UNTUK MASA DEPAN

Kamis, 22 April 2010

IDENTITAS

NAMA              : YOPPY MAIRIZON R.S
ALMT               : JLN.BUKIK KALIRIAK,TILATANG KAMANG ,AGAM
T/TGL LAHIR   : P.KAMIS 30 MEI 1993
ASAL                : AUA BIRUGO TIGO BALEH,BUKITTINGGI
PEKERJAAN    : PELAJAR  di SMKN1 TILATANG KAMANG
KONTAK          :085274823465/085761553136
E-MAIL              : yoppym@rocketmail.com
HOBI                  :  MENULIS
CITA-CITA        : Jdi penulis yang bisa eksis di dunia jurnalis dan bisa menjadi diplomat yang bisa mewakili indonesia untuk go internasional